Tangsel – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menempati peringkat kesembilan sebagai provinsi dengan lumbung padi terbesar. Pada 2010, Banten mencapai angka produksi beras hingga 2.048.152 ton gabah kering giling (GKG) atau memberikan kontribusi 3,6 persen terhadap produksi beras nasional.Demikian disampaikan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah puncak peringatan ke-16 Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) tahun 2011 yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY), di Auditorium Graha Widya Bhakti, Puspiptek Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (10/8).”Target produksi beras Banten pada 2011 sebesar 2.089.382 ton GKG atau jauh lebih tinggi dari pencapaian 2010. Kontribusi terhadap produksi beras nasional ditargetkan bisa naik hingga menjadi 5 persen,” kata Atut.Dengan pencapaian tersebut akan memberikan kenaikan surplus produksi hingga 110.413 ton setara beras yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Banten selama 1,5 bulan. Jika sasaran dapat tercapai, performa tersebut jauh lebih baik dibandingkan 2011 maupun produksi 2010 berdasarkan angka sementara 2010,” katanya.Ia menyatakan, untuk mencapai target itu berbagai strategi dan langkah operasionalnya seperti pelaksanaan berbagai sekolah lapang pada subsektor tanaman pangan, pelaksanaan program cadangan benih nasional (CBN) dan program lainnya.Atut mengatakan, ke depan Pemprov Banten akan berupaya dan terus mendorong penguatan teknologi di bidang pertanian. Penerapan teknologi memiliki sasaran utama meningkatkan kesejahteraan hidup petani dan ketahanan pangan.Salah satu penerapan teknologi yang sudah berjalan adalah penanaman bibit padi varietas unggulan mira (mutasi radiasi) 1 hasil pengembangan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bekerjasama dengan LPPM Untirta di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.Pada pertengahan Juni 2011, telah dilakukan panen raya. Hasilnya, ditargetkan dapat menghasilkan 7,5 ton/ha, tetapi pengembangan di daerah lain di Indonesia dapat menghasilkan 9,5 ton/ha
