Menanti KPK Selediki Korupsi di BUMN -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Menanti KPK Selediki Korupsi di BUMN

Monday, August 15, 2011

LABA bersih 142 perusahaan pelat merah pada semester I pada tahun ini tercatat Rp 69,36 triliun. Angka itu naik 38,86 persen dibanding Rp 49,95 triliun semester I 2010. Namun kenaikan itu dinilai Ferasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, bukanlah suatu prestasi yang yang membanggakan karena laba bersih dari 142 BUMN itu lebih banyak ditopang oleh BUMN sektor perkebunan, tambang dan migas serta sektor telekomunikasi dan perbankan.“Kenaikan laba BUMN dari keempat sektor tersebut terjadi karena diuntungkan dengan keadaan situasi dunia khususnya dengan tingginya harga minyak dunia di ikuti dengan naiknya harga emas. Untuk sektor pertambangan jelas mendapatkan keuntungan yang luar biasa karena banyak perusahaan didunia yang mengganti kebutuhan energinya dari minyak bumi ke batubara,” ujar Komite Pimpinan Pusat Ferasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono di Jakarta, Sabtu 13 Agustus 2011.Begitupula dengan BUMN perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan CPO, kata Arief, keuntungannya juga tidak terlalu membanggakan. Karena jika dibanding dengan perusahaan swasta yang bergerak dibidang perkebunan sawit, katanya, justru laba yang dinikmati oleh perusahaan swasta lebih tinggi dari BUMN perkebunan sawit.“Artinya masih banyak kebocoran di perkebunan sawit milik BUMN, begitu juga untuk sektor BUMN penghasil Gula, keuntungan mereka lebih karena penghasilan yang didapat dari hasil jualan impor Gula saja. BUMN perkebunan sawitpun diuntungkan karena adanya issue go green dan tingginya harga minyak dunia sehingga banyak CPO digunakan untuk bahan bakar,” tarang Arief.Sedangkan untuk BUMN sektor perbankan, tambah Arief, siapapun yang menjalankan pasti akan untung karena keuntungan perbankan masih ditopong dari bunga rekap yang setiap tahunya didapat dari APBN. Sedangkan untuk core bisnisnya laba yang didapat dari sektor kredit komsumsi saja, seperti pengunaan kartu kreditoleh masyarakat, kredit barang barang komsumsi.“Tetapi kalau mau jujur perbankan BUMN sebenarnya telah gagal menjalankan fungsi intermediasi bank, dimana seharusnya BUMN Perbankan lebih bisa diharapakan mendapatkan laba dari sektor kredit usaha atau korporasi,” ujarnya.Sedang untuk sektor telekomunikasi, menurut Arief, keuntungan yang didapat karena Telkom lebihbanyak ditopang untuk mendapatkan keuntunganya dari anak perusahaannya, yaitu Telkomsel. Sedangkan dari sektor usaha yang lainya tidak terlalu signifikan.Untuk BUMN sektor kontruksi khususnya ADHI Karya, kata Arief, dengan banyaknya proyek yang didapatkan perusahaan baik dari proyek pemerintah sendiri, sebenarnya dari laporan labanya yang hanya mendapatkan Rp 21,6 miliar, perlu dilakukan audit investigasi oleh KPK. Apalagi BUMN ini katanya, disinyalir banyak mengelontorkan uang untuk broker broker proyek pemerintah dari Partai Demokrat seperti ucapan Nazzarudin yang mengaku mendapatkan hampir 200 milyar dari proyek pembangunan Wisma Atlet dari Menpora.“Oleh karena itu KPK dan Kejaksaan Agung harus melakukan suatu sistim investigasi gaya baru, untuk meyelidik terjadinya tindak pidana korupsi di BUMN dengan membandingkan antara laba yang didapat BUMN dengan produksi yang dilakukan BUMN, serta asset dari BUMN itu sendiri,” tandas Arief.(hms)