Kemendiknas Anugerahi Gurdasus -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Kemendiknas Anugerahi Gurdasus

Friday, August 12, 2011

JAKARTA-Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan memberikan penghargaan kepada guru daerah khusus dan guru pendidikan khusus (Gurdasus) yang merupakan perwakilan provinsi dari seluruh Indonesia. Apresiasi itu diberikan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66. ’’Para guru ini pantas untuk mendapat penghargaan, meskipun sarananya minim, mereka tetap menjalani pengabdian untuk mengajar di daerah terpencil,’’ ujar Liza Mustafa Abu Bakar, ketua Koordinator Pelaksanaan Gurdasus. Sebanyak 66 guru yang mengajar di daerah khusus dan 33 guru dari pendidikan khusus rencananya juga akan beraudiensi dengan Ani Bambang Yudhoyono pada 13 Agustus 2011 di Istana Negara.Penghargaan kepada guru yang mengajar di daerah khusus dan di pendidikan khusus merupakan ungkapan terima kasih atas jasa, pengabdian, dan prestasi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai salah satu bakti mereka yang secara tulus melaksanakan tugas di daerah khusus ataupun di pendidikan khusus. Menurut Laily Nuh, koordinator Indonesia Pintar di Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) yang juga pengarah Gurdasus 2011, Presiden SBY merupakan salah satu donatur tetap untuk kegiatankegiatan SIKIB. Beliau menyumbangkan gaji ke-13 Presiden RI dan memberikan donor sebesar 500 juta untuk Gurdasus,’’ jelas istri Mendiknas ini.Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas Suyanto, para guru tersebut akan diundang ke Jakarta pada 12-18 Agustus 2011. Semua provinsi mengirimkan 2 orang guru SD yang mengajar di daerah khusus dan 1 orang guru pendidikan khusus. Penghargaan ini merupakan wujud perhatian khusus pemerintah terhadap para guru berdedikasi ini. Mereka bersedia menjadi guru di daerah terpencil, daerah tertinggal, maupun daerah yang rentan dengan konflik dan kerusuhan sosial. Mereka diharapkan menjadi teladan bagi guru guru yang lain ’’Beban kerjanya lebih berat, misalnya guru yang mengajar di tempat terpencil, harus beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan minimnya fasilitas,’’ jelas Suyanto.