Serang - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Serang telah melaksanakan musyawarah daerah (musda) ke-8, di Kecamatan Cikeusal, 25-16 Juni lalu. Terpilih sebagai ketua periode 2010-2015 adalah Khaerul Saleh dan sekretaris Nursalim. Dalam musda itu mengemuka pembahasan mengenai dinamika kehidupan umat Islam.
Muhammadiyah menilai, permasalahan mendasar bangsa ini adalah masih merajalelanya buta aksara moral. “Bagi kami, buta aksara moral jauh lebih berbahaya ketimbang buta aksara huruf latin maupun Arab.
Buta aksara moral kini bukan saja melanda masyarakat bawah akibat minimnya pendidikan, tetapi juga menghinggapi para elit dan mereka kaum terdidik. Itulah yang kemudian menampilkan gejala dan fakta korupsi,” katanya Kamis (7/7/2011).
Khaerul kini menjabat sebagai Sekretaris Disnakertrans Kota Serang. Dijelaskan Khaerul, melihat fakta tersebut, Muhammadiyah tetap konsisten untuk bersikap kritis terhadap kinerja pemerintah agar tidak terjebak dalam praktik tindak pidana korupsi. “Loyalitas Muhammadiyah kepada pemerintah tidak perlu diragukan. Justru kami berpendapat, sahabat sejati adalah sahabat yang mau memberi koreksi, bukan sahabat yang suka memuji penuh basa-basi,” Khaerul menegaskan.Karena itu, Khaerul berpesan kepada kader dan pengurus Muhammadiyah di tingkat cabang (kecamatan) maupun ranting (desa/kelurahan), untuk terus menerus membangun karakter yang memerangi buta aksara moral.Pada kesempatan itu, Khaerul menginformasikan, PD Muhammadiyah Kabupaten Serang kini memiliki 6 organisasi otonom, 11 pengurus cabang, dan 55 pengurus ranting. Potensi itu ditopang oleh amal usaha beruapa 8 unit TK/PAUD, 3 unit SD/madrasah diniyah, 3 unit SMP, 3 unit SMK, 2 perguruan tinggi, dan masing-masing 1 panti asuhan, poliklinik, pos pelayanan kesehatan, dan mini market, serta 3 unit koperasi.
“Berbekal potensi itu, secara organisasi Muhammadiyah tidak akan masuk pada wilayah praktis politik. Karena jika itu terjadi, justru akan mengecilkan peran agama dan sosial yang selama ini diemban organisasi. Amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah tidak akan berhenti, hanya karena perubahan konstelasi politik, baik di tingkat pusat maupun daerah,” kata Khaerul. (*)
Muhammadiyah menilai, permasalahan mendasar bangsa ini adalah masih merajalelanya buta aksara moral. “Bagi kami, buta aksara moral jauh lebih berbahaya ketimbang buta aksara huruf latin maupun Arab.
Buta aksara moral kini bukan saja melanda masyarakat bawah akibat minimnya pendidikan, tetapi juga menghinggapi para elit dan mereka kaum terdidik. Itulah yang kemudian menampilkan gejala dan fakta korupsi,” katanya Kamis (7/7/2011).
Khaerul kini menjabat sebagai Sekretaris Disnakertrans Kota Serang. Dijelaskan Khaerul, melihat fakta tersebut, Muhammadiyah tetap konsisten untuk bersikap kritis terhadap kinerja pemerintah agar tidak terjebak dalam praktik tindak pidana korupsi. “Loyalitas Muhammadiyah kepada pemerintah tidak perlu diragukan. Justru kami berpendapat, sahabat sejati adalah sahabat yang mau memberi koreksi, bukan sahabat yang suka memuji penuh basa-basi,” Khaerul menegaskan.Karena itu, Khaerul berpesan kepada kader dan pengurus Muhammadiyah di tingkat cabang (kecamatan) maupun ranting (desa/kelurahan), untuk terus menerus membangun karakter yang memerangi buta aksara moral.Pada kesempatan itu, Khaerul menginformasikan, PD Muhammadiyah Kabupaten Serang kini memiliki 6 organisasi otonom, 11 pengurus cabang, dan 55 pengurus ranting. Potensi itu ditopang oleh amal usaha beruapa 8 unit TK/PAUD, 3 unit SD/madrasah diniyah, 3 unit SMP, 3 unit SMK, 2 perguruan tinggi, dan masing-masing 1 panti asuhan, poliklinik, pos pelayanan kesehatan, dan mini market, serta 3 unit koperasi.
“Berbekal potensi itu, secara organisasi Muhammadiyah tidak akan masuk pada wilayah praktis politik. Karena jika itu terjadi, justru akan mengecilkan peran agama dan sosial yang selama ini diemban organisasi. Amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah tidak akan berhenti, hanya karena perubahan konstelasi politik, baik di tingkat pusat maupun daerah,” kata Khaerul. (*)