GERINDRA MERAPAT KE DEMOKRAT -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

GERINDRA MERAPAT KE DEMOKRAT

Tuesday, July 12, 2011

SERANG - Niat Gerindra untuk keluar dari ling­karan koalisi yang dibangun Ratu Atut Chosiyah semakin bulat. Ge­rindra berencana akan mem­bangun koalisi dengan Partai Demokrat.  Sekretaris DPD Gerindra Banten Sofwan Harrys me­nga­takan, di beberapa pe­mi­lihan kepala daerah (pil­kada), Gerindra selalu berseberangan dengan Golkar yang merupakan partai pengusung utama Atut. Oleh sebab itu, pihaknya mengaku sudah terbiasa berada di luar lingkaran ke­kuasaan. Sehingga tidak masalah jika harus men­cabut dukungan terhadap Atut.

“Masalah Gerindra tidak setuju dengan po­sisi wakil yang ditempati Rano Karno ada­lah bagian kecil. Tapi yang utama adalah tidak adanya komunikasi lanjutan dari Atut setelah sebelumnya Gerindra resmi memberi du­kungan. Bahkan sampai pendaftaran di KPU, Atut belum berkomunikasi dengan kami. Oleh sebab itu, kita sepakat untuk me­mutuskan nasib Gerindra besok (hari ini-red) apakah akan ke Atut atau ke Demokrat. Ka­rena waktunya sudah mendesak,” tegasnya.
Komunikasi yang dibangun oleh Gerindra dibenarkan oleh Rid­wansyah, anggota Depar­temen Pertanian DPP Demokrat. Ridwansyah mengaku saat ini ko­munikasi yang dibangun De­mokrat dengan Gerindra semakin intens. Bahkan tidak hanya itu saja, Demokrat juga membangun komunikasi politik dengan PKS dan PPP yang kemungkinan akan bergabung dengan koalisi be­sar yang disiapkan.
“Kami dan Gerindra beberapa hari terakhir semakin intens ko­munikasinya. Kami yakin Ge­­rindra akan merapat ke Demokrat ka­rena memiliki per­samaan visi dan misi dalam membangun Ban­ten. Tidak ha­nya itu saja, kita juga mela­kukan komunikasi de­ngan PPP dan PKS yang selama ini sudah berkoalisi,” jelasnya.
Ridwansyah mengatakan, Wahidin Halim (WH) yang akan di­usung Demokrat dan calon par­tai koalisinya, akan me­ngam­bil formulir pendaftaran bakal calon gubernur di KPU Banten hari ini. Pengambilan formulir yang seharusnya dilakukan ke­marin (Senin, 11/7) urung di­la­kukan lantaran belum ada final ke­putusan dengan partai calon koalisinya. “Nanti kalau sudah fiks, pasti WH akan mengambil for­mulir. Rencananya besok (hari ini-red) kita ke KPU untuk me­ngambil formulir WH, tapi belum tahu jam berapa. Kita akan maju de­ngan didukung partai koalisi, mes­kipun Demokrat bisa me­ngusung calon dengan 18 kursi,” tegas Ridwansyah yang juga Wa­kil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Banten itu.
Ditemui di tempat yang sama, Ke­tua Tim Pemenangan PKS Mip­ta­huddin mengakui ke­mung­kinan koalisi Demokrat dengan PKS akan terbangun. Namun de­mikian, pihaknya belum bisa mem­berikan keterangan lebih ba­nyak di­ka­renakan belum ada ke­putusan final dari pengurus. “Saya menilai baik jika Demokrat dan PKS bisa berkoalisi termasuk dengan PPP. Kita harapkan yang ter­baik untuk rakyat, kita tunggu saja waktunya,” jelas Miptah di ruang Komisi IV DPRD Banten, ke­marin.
Sementara itu, Golkar yang ren­cananya melakukan rapat par­tai koalisi pengusung Atut di Hotel Ratu Bidakara urung di­lakukan. Rapat yang di­agen­dakan Senin (11/7) sekira pukul 19.30 WIB itu tidak jadi digelar. Ber­dasarkan sumber internal dari Golkar, Atut sebagai calon yang akan diusung tidak bisa ha­dir malam itu.
Padahal agenda rapat partai koa­lisi pengusung Atut itu akan mem­ba­has, salah satunya, posisi wakil yang akan berdampingan dengan Atut dalam pilgub. Selain itu, Golkar juga sudah melakukan survei Atut dengan pasangannya. Di antaranya Atut–WH, Atut–Sha­leh, Atut–Mas­duki, dan Atut–Rano Karno.
Pada bagian lain, sejumlah pe­tinggi parpol pengusung Atut me­minta para kader untuk all out mem­perjuangkan. Mereka pun di­serukan untuk tidak mem­per­soalkan figur yang akan men­dam­pingi Atut.
Demikian keterangan pers sejumlah petinggi partai politik yang diterima Radar Banten, Senin (11/7) sore. Sekretaris DPD PDI Perjuangan Banten Anan­ta Wahana menegaskan, kader PDIP Banten komitmen untuk mendukung Atut–Rano yang merupakan hasil rapat kerja daerah khusus (rakerdasus) dan re­komendasi dari DPP PDIP. “Apa pun perintah DPP, sebagai kader harus patuh,” kata Ananta.
Ketua Tim Pemenangan DPW PAN Banten Burhan mengatakan, DPW PAN bulat mendukung incumbent. “Untuk calon pen­dam­ping Ibu Atut, DPW PAN me­nyerahkan kepada koalisi. Siapa pun wakil yang direko­men­dasikan, PAN tidak akan me­masalahkan,” katanya.
Ketua DPD Partai Karya Peduli Bang­sa (PKPB) Banten Suproni me­nambahkan, tidak akan mem­per­soalkan siapa pun calon pen­dam­ping yang akan dipilih Atut. “Kami akan mendukungnya, siapa pun pendampingnya nanti,” kata Suproni.
Di tempat berbeda, Sekretaris Partai Bintang Reformasi (PBR) Ban­ten Sabrawijaya menjelaskan bahwa DPP pada akhir pekan lalu sudah menyetujui PBR Ban­ten bergabung dengan PKS. “Pada Ra­pimwil Juni lalu, memang kita akan ikut pada keputusan PAN, tapi karena PAN belum ada keputusan dukungan maka PBR berinsiatif bergabung ke PKS,” jelas Sabrawijaya via telepon seluler, kemarin. Jika in­siatif ini tidak dilakukan, lanjut dia, khawatir PBR tidak bisa ikut ke mana-mana karena hanya memiliki satu kursi.
Ketua Tim Pemenangan PKS Banten Miptahudin, Minggu (10/7), mengungkapkan bahwa koa­lisi PKS, PPP, PBR, dan PKNU sudah final dan akan segera men­daftarkan calon gubernur dan wakil gubernurnya.
Sementara itu, melihat di­namika politik menjelang Pilgub Banten, Gabungan Partai Non-Parlemen Banten memastikan ha­nya mendukung Ratu Atut Cho­siyah sebagai bakal calon gu­bernur dan tidak disertai bakal calon wakilnya. “Kami hanya mendukung Ibu Atut. Tidak ada lagi mendukung dan me­ma­sang­kan siapa pun untuk menjadi wakil Ibu Atut,” jelas Ketua Ga­bungan Partai Non-Parlemen di Banten Tubagus Amrie kepada war­tawan di sekretariat Ga­bungan Partai Non-Parlemen Ban­ten, Ciracas, kemarin. Kata dia, keputusan tersebut hasil ra­pat pada Minggu (10/7) lalu.
Disinggung adanya dukungan ke­­pada M Shaleh MT sebagai ba­­kal calon gubernur, seperti yang di­sampaikan sebelumnya, su­dah ti­dak ada lagi.