Tanggerang (KB) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Banten, membentuk pos pelayanan keluarga berencana (KB) untuk menekan angka kematian ibu melahirkan.”Kita membentuk pos KB di setiap kecamatan, sebagai langkah menekan angka kematian ibu melahirkan serta revitalisasi program KB,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Dadang M.Epid di Tangerang, Senin.
Dadang mengatakan, untuk mendukung program KB sekaligus menekan angka kematian ibu, tahun ini Pemkot Tangerang Selatan menggulirkan program jaminan persalinan (jampersal) yang meliputi paket layanan mulai dari konsultasi kehamilan, persalinan, hingga pemilihan alat KB.”Kami sangat yakin, program revitalisasi ini mampu menekan angka kematian ibu di Tangerang Selatan karena didukung adanya pos KB,” katanya.Menurut dia, hingga Juni 2011 angka kematian ibu yakni 10 orang per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut, mengalami penurunan dibandingkan 2011 sebesar 37 orang per 100.000 kelahiran hidup.Ia juga menjelaskan, laju pertumbuhan penduduk di Tangerang Selatan terus mengalami peningkatan, dan data dinas
kependudukan dan catatan sipil menunjukkan, jumlah penduduk daerah itu mencapai 1,4 juta jiwa.
“Laju pertumbuhan di Tangerang Selatan terus bertambah karena sebagai daerah urban. Maka, kami harus antisipasi dengan berbagai program agar angka kematian ibu kecil,” katanya.
Dadang juga menuturkan, kematian ibu saat melahirkan bisa dicegah melalui intra-uterine device atau yang dikenal sebagai spiral
Selain karena harganya yang terjangkau, yakni mulai dari Rp15 ribu. Spiral pun tanpa efek samping, dan jangka waktu pemakaian hingga 10 tahun untuk sekali pasang.
“Tidak seperti anggapan yang ada selama ini, sebetulnya hampir tidak ada efek samping dari spiral. Alat ini tidak lebih beresiko dari implant atau susuk KB yang bersifat hormonal,” katanya.
Saat ini, penggunaan spiral di Indonesia kalah populer dibandingkan kontrasepsi jenis lain, seperti suntik, pil, dan susuk KB, dan di Tangerang Selatan hanya 195 orang.
“Paling tinggi penggunaan alat kontrasepsi di Tangerang Selatan yakni pil dan suntik,” katanya.
Untuk pengguna pil, kata dia, sebanyak 2.067 orang, suntik 1.065 orang, IUD sebanyak 195 orang, implan atau susuk KB 81 orang, kondom 398 orang dan medis operasi wanita (MOW) 16 orang,” katanya
Dadang mengatakan, untuk mendukung program KB sekaligus menekan angka kematian ibu, tahun ini Pemkot Tangerang Selatan menggulirkan program jaminan persalinan (jampersal) yang meliputi paket layanan mulai dari konsultasi kehamilan, persalinan, hingga pemilihan alat KB.”Kami sangat yakin, program revitalisasi ini mampu menekan angka kematian ibu di Tangerang Selatan karena didukung adanya pos KB,” katanya.Menurut dia, hingga Juni 2011 angka kematian ibu yakni 10 orang per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut, mengalami penurunan dibandingkan 2011 sebesar 37 orang per 100.000 kelahiran hidup.Ia juga menjelaskan, laju pertumbuhan penduduk di Tangerang Selatan terus mengalami peningkatan, dan data dinas
kependudukan dan catatan sipil menunjukkan, jumlah penduduk daerah itu mencapai 1,4 juta jiwa.
“Laju pertumbuhan di Tangerang Selatan terus bertambah karena sebagai daerah urban. Maka, kami harus antisipasi dengan berbagai program agar angka kematian ibu kecil,” katanya.
Dadang juga menuturkan, kematian ibu saat melahirkan bisa dicegah melalui intra-uterine device atau yang dikenal sebagai spiral
Selain karena harganya yang terjangkau, yakni mulai dari Rp15 ribu. Spiral pun tanpa efek samping, dan jangka waktu pemakaian hingga 10 tahun untuk sekali pasang.
“Tidak seperti anggapan yang ada selama ini, sebetulnya hampir tidak ada efek samping dari spiral. Alat ini tidak lebih beresiko dari implant atau susuk KB yang bersifat hormonal,” katanya.
Saat ini, penggunaan spiral di Indonesia kalah populer dibandingkan kontrasepsi jenis lain, seperti suntik, pil, dan susuk KB, dan di Tangerang Selatan hanya 195 orang.
“Paling tinggi penggunaan alat kontrasepsi di Tangerang Selatan yakni pil dan suntik,” katanya.
Untuk pengguna pil, kata dia, sebanyak 2.067 orang, suntik 1.065 orang, IUD sebanyak 195 orang, implan atau susuk KB 81 orang, kondom 398 orang dan medis operasi wanita (MOW) 16 orang,” katanya