GUBERNUR BUKA LOMBA -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

GUBERNUR BUKA LOMBA

Friday, June 10, 2011

KOTA SERANG – Pemahaman komprehensif terhadap kitab kuning saat ini dianggap meredam  radikalisasi agama. Hal itu diungkap Gubernur Banten-Hj.Ratu Atut Chosiyah dalam acara membuka Musabaqah Fahmi Kutub Atturats (Mufakat) IV tingkat Provinsi Banten di Aula Masjid Raya Al-Bantani, Rabu (8/6).Pemahaman
kitab kuning di kalangan pesantren salafi yang biasanya dipadukan  dengan isu-isu kontemporer bisa menumbuhkan wacana keislaman yang moderat dan mampu meredam sikap radikal dan intoleran dalam
bermasyarakat.  “Ajaran-ajaran Islam dalam kitab kuning itu mengandung pesan-pesan positif terutama dalam hal ahlakul karimah. Sebab Islam yang diajarkan itu yang rahmatan lil alamin” kata Gubernur.Gubernur juga berharap kegiatan Mufakat bisa meningkatkan semangat masyarakat dalam  memberantas buta aksara Al-Qur’an. “Kitab kuning ini lebih rumit dari Al-Qur’an, karena hurufnya gundul tanpa harokat. Mudah-mudahan dengan acara ini bisa juga membantu mensosialisasikan Gerakan Masyarakat  Magrib Mengaji (Gemmar Mengaji)” harapnya seraya berjanji akan memperhatikan seluruh pesantren di Banten.Kegiatan bertajuk dengan Musabaqoh Fahmi Kutubit Turats (Mufakat) kita tingkatkan  kualitas santri dalam prestasi pemahaman kitab kuning.Menurut Ketua Panitia Pelaksana-H.Zuhri, tujuan kegiatan ini adalah mendorong dan meningkatkan kemampuan akan kecintaan terhadap nilai ajaran Islam dalamkitab kuning. Selain itu untuk meningkatkan kader-kader pesantren.“Sasaran kegiatan ini agar santri-santri mampu membaca kitab kuning, kefasihan membaca, menghafal nadhom kebenaran,  membaca hafalan, serta merekrut peserta untuk mengikuti kegiatan mufakat ke tingkat nasional di NTB pada 18 Juli mendatang” katanya.Dijelaskannya,Mufakat adalah nama lain dari lomba membaca dan memahami kitab kuning.Acara rutin tiga tahunan yang digelar Kementerian Agama Provinsi Banten  itu telah digelar sebanyak empat kali dan diikuti oleh banyak santri dari berbagai pesantren salafi di Banten.

Pada tahun ini diikuti sebanyak 257 Pondok Pesantren yang ada di Provinsi Banten.  Adapun yang dilombakan ada tiga cabang yakni tingkat Ula diikuti santri maksimal berusia 14 tahun, Wustha diikuti maksimal 17 tahun, sedangkan tingkatan Uliya maksimal santri berusia 17 tahun. “Kegiatan ini akan berlangsung mulai tanggal 18-24 Juni mendatang” katanya.Sementara Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten-H.Iding Mujtahidin mengimbau kepada para peserta, ulama, kiyai, dan para santri untuk mensukseskan program Gemmar Mengaji.“Dengandiselenggarakannya kegiatan ini mudah-mudahan dapat menambah ilmu darikitab-kitab klasik serta dapat menangkal radikalisme agama” katanya.Turut hadir dalamkegiatan tersebut Asisten Administrasi Umum dan Kesra ProvinsiBanten-H.Zainal Mutaqien, Ketua FSPP Provinsi Banten serta para pejabatdari Kanwil Kementrian Agama Provinsi Banten dan para juri lomba.