Gubernur Banten Ratu Atut Cho­siyah: Sarjana harus Inovatif -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Gubernur Banten Ratu Atut Cho­siyah: Sarjana harus Inovatif

Sunday, June 12, 2011

SERANG - Gubernur Banten Ratu Atut Cho­siyah meminta sarjana lu­lusan perguruan tinggi di Banten lebih kreatif dan inovatif, mampu beradaptasi dan menginplementasikan dasar keilmuannya dimasyarakat. Lulusan perguruan tinggi ja­ngan hanya terpaku untuk bekerja disektor formal, seperti men­jadi PNS dan lainnya. Alangkah lebih baik jika jadi wirausahawan, Jelas Atut kepada wartawan di Serang usai menghadiri wisuda angkatan IX Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kamis (09/06). Menurutnya, sebagai wira­usa­hawan akan memiliki nilai po­­sitif lebih banyak dibanding di sektor formal, seperti PNS. De­ngan melakukan wirausaha, sar­jana bisa mengembangkan dan memanfaatkan ilmu penge­tahuan yang dimilikinya. Setidak-tidaknya, kata Atut mereka bisa menjadi partner pemerintah dalam rangka me­ngurangi pengangguran karena bisa membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain dan ekonomi Banten pun lebih maju lagi.
Bukan berarti masuk ke sektor formal tidak baik, akan tetapi akan lebih bermanfaat jika  ilmu yang didapat saat menuntut ilmu di perguruan tinggi diapli­kasi­kan ke masyarakat secara langsung,” katanya.
Selain itu Atut menghimbau, seyogyanya para sarjana tidak mudah menyerah untuk terus ber­kompetisi masuk pada sektor for­mal dan memberikan peng­abdi­an untuk memanfaatkan ilmu pada berbagai bidang, seperti menjadi politisi, PNS, anggota Dewan, dan jabatan lain.
Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Prof Dr Syibli E Syarjaya mengatakan, 194 wisudawan tahun 2011 merupakan angkatan IX sejak statusnya berubah dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi IAIN pada 4 Oktober 2004.
“Kami berharap Pemprov Ban­ten akan terus membantu dan berperan aktif terhadap IAIN Banten, khususnya masalah pembebasan lahan. Keberadaan IAIN Banten saat ini sudah ba­nyak diketahui dan diminati ma­syarakat, sehingga butuh per­­luasan area,” jelas Syibli. Kon­disi saat ini, kata Syibli, kam­pus I di Ciceri yang diisi 6.000 ma­ha­siswa dan 200 dosen sudah terlalu padat. Untuk itu, pem­bangunan kampus 2 di Curug sudah sangat diperlukan.
IAIN mempunyai tang­gung jawab moral untuk membangun generasi muda yang berkualitas serta ber­kewajib­an menghasilkan lulusan yang bermutu, berperan positif dalam menguatkan kehidupan ber­agama, peningkatan ke­sejah­teraan, serta menghasilkan karya yang mampu mendorong pe­ningkatan keunggulan bangsa dan memajukan kesejahteraan masyarakat luas.“Saya berpesan kepada wi­sudawan agar menjaga al­ma­mater dan bermanfaat bagi bermasyarakat,” tuturnya