
Pendemo juga sempat melakukan aksi dorong dan nyaris baku hantam dengan petugas kepolisian ketika keinginannya untuk masuk ke kantor tersebut dihalang-halangi. Kekisruhan berawal dari datangnya mahasiswa sekira pukul 10.10 WIB. Pendemo yang dipimpin Fatul emosi karena Kepala Dinkes Iskandar tidak mau menemui. Mereka melempari gedung Dinkes dengan tomat dan air mineral setelah niatnya untuk masuk gedung tersebut tidak kesampaian karena terhalang oleh barikade petugas yang ketat berjaga. “Kami minta Kepala Dinkes Iskandar mundur dari jabatannya. Kewajiban dia sebagai pelayan kesehatan masyarakat tidak dilaksanakan dengan baik khususnya kepada warga miskin,” kata Fatul dalam orasinya.
Beberapa menit berorasi, Kepala Dinkes Iskandar datang menemui demonstran. Dia langsung menaiki kendaraan pendemo dan menyampaikan bantahan bahwa dirinya tidak optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan. Saat itu emosi Iskandar terlihat menggebu. Di hadapan mahasiswa dia mengatakan siap mengundurkan diri dari jabatanya sebagai kepala Dinkes. “Saya tahu ini bukan demo untuk Dinkes, tapi mendemo saya sendiri agar berhenti menjabat. Mulai detik ini saya akan segera membuat pernyataan sikap pengunduran diri,” tantang Iskandar.Mendengar pernyataan itu, pengunjukrasa kembali bereaksi. Puluhan pendemo kembali merangsek untuk masuk kantor tersebut. Namun situasi kemanan tetap terkendali, petugas berhasil meredakan emosi pengunjukrasa dengan mengarahkan aksi dituntaskan di gedung DPRD.
Di gedung DPRD, puluhan mahasiswa diterima Wakil Ketua DPRD Pandeglang Tengku Abdurohman didampingi Sekretaris DPRD Cecep Djuanda di ruang Badan Musyawarah (Bamus). Hadir di tempat ini Kepala Dinkes didampingi Sekretaris Dinkes Nuri’ah, dan para pejabat Dinkes lainnya.
Wakil Ketua DPRD Tengku Abdrohman mengatakan Dinkes kurang transparan. “DPRD tidak pernah tahu kegiatan yang ada di Dinkes, termasuk soal utang kegiatan fogging senilai Rp 4,5 juta. Lembaran kerja yang kami minta hingga kini juga belum diberikan,” ungkapnya