Konsumsi Rokok Terbesar, di dunia Indonesia termasuk dalam katagori ini. Sangat di sayangkan hal ini terjadi Penelitian dari sejumlah universtitas ternama juga menyebutkan 900 juta atau 84 persen perokok se dunia hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi, termasuk di Indonesia.Di belahan benua Asia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa. Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta, Malang, dan Riau, pada tahun 2004-2010, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen pada tahun 1999 menjadi 2,8 persen di tahun 2004 dan diperkirakan sudah mencapai 3 persen di tahun 2010.Peningkatan prevalensi merokok tertinggi berada pada interval usia 15-19 tahun dari 13,7 persen jadi 24,2 persen atau naik 77 persen dari tahun 1999. Orang miskin di Indonesia mengalokasikan uangnya untuk rokok pada urutan kedua setelah membeli beras. Mengeluarkan uangnya untuk rokok enam kali lebih penting dari pendidikan dan kesehatan. Sekitar 50 persen penderita kanker paru tidak mengetahui bahwa asap rokok merupakan penyebabnya. Dari 12 persen bocah setingkat jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang sudah diteliti pernah merasakan rokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya meneruskan kebiasaan merokok itu hingga beranjak dewasa bahkan hingga berkeluarga dan memiliki anak. Tak bisa dielakkan, rokok sangat bahaya bagi kelangsungan hidup manusia terutama bagi generasi muda yang merupakan penerus bangsa. Kendati demikian rokok terus diproduksi dengan canggih dan menjadi komoditas, yang dijual di bursa tembakau tanpa batasan sama sekali. Peringatan pemerintah atas bahaya rokok hanya dilihat sebagai angin lalu oleh kebanyakan pecandu serbuk tembakau berpita cukai perusak generasi bangsa ini .