Tiga hal yakni harta, tahta, dan wanita selalu saja menjadi biang kerok atas huru-hara yangmewarnai kehidupan manusia, mulai dari zaman kerajaan yang dialami Ken Arok, hingga masa kiniyang diwakili oleh tokoh dalam lakon The God Father.
Oleh Happy Amanda Amalia
Kecantikanmu bukan sekadarbersumber pada kenikmatanwadag belaka, tetapi pada auraagung terpancar percikan wahyutersirat dari jarit yang tersingkap.
O iwa Penggalan puisi berjudul Ken Arok Dedes ini dibacakan oleh Cesillia Ces dalam pergelaran sendratari kontemporer berjudul Arok The Godfather Soliquy yang diadakan di Gedung Kesenian Jakarta, baru-baru ini.
Sang Arok merupakan sosok yang religius tapi ambisius, serta sosok pembuat tentram tetapi kejam. Seorang pendiri dan pemimpin wangsa sebagaimana seorang Godfather di masa sekarang.
Dalam puncak kekuasannya, semua tercapai, semua dimiliki, tapi toh tetap saja ia tak menguasai satu hal. Dia mati dalam kekuasaannya, tidak berkuasa juga yang berlaku atas dirinya, ia mati dalam kesendiriannya, mati dalam kuasanya.
Dalam kisahnya, diceritakan Ken Arok harus membunuh Tunggul Ametung dengan keris Mpu Gan-dring untuk mengambil alih kekuasaan sekaligus menaklukan wanita pujaan hatinya. Ken Dedes.
Menurut Cesillia, pembaca puisi Ken Arok Dedes, cerita Ken Arok bergandeng gaya mafia the Godfather adalah inspirasi perjuangan kian sekaligus akar dari pertikaian para raja di Jawa setelahnya. Ken Arok dibesarkan di dunia hi-tam, dia perampok yang dilindungi negara, membela perempuan, militer yang melakukan perebutan kekuasaan sampai akhirnya menggantikan kerajaan Kadiri ciptaan Airlangga menjadi Singhasari.
“Uniknya, sejak awal, membesarkan orang-orang yang kelak diketahui akan merebut kekuasannya. Tema triadik segitiga kekuasaan yang berkisar pada kian, perempuan, dan tahta, akhirnya menjadi masalah abadi dalam pertikaian para raja Jawa yang diturunkan setelahnya,” ujarnya.
Karya sendratari Arok The Godfather Soliquyyang ditampilkan merupakan karya musikal tari, kolaborasi dari unsur-unsur tari dan musik. Bentuk tari dalam karya ini adalah wujud dari peleburan esensi unsur-unsur gerak tari Jawa dan latin. Musikalitas dibangun untuk menunjang totalitas pertunjukan, berbagai budaya musik etnik jawa diramu dengan budaya musik Barat
Bahkan elemen vokal/suara manusia sangat berperan penting untuk memperkuat suasana, karakter peno-kohan, serta penyampaian pesan. Ciri khas karya ini adalah dalam hal kesatuan yang utuh antara tari dan musik yang tidak saja mengandalkan gerak, tetapi juga merupakan sebuah eksplorasi bunyi. Musik tidak sematamenjadi pengiring dan tari tidak semata gerak, keduanya mempunyai keseimbangan otoritas estetik.
Kesemuanya adalah implementasi dari gagasan bahwa Ken Arok sebagai simbol kultur Jawa dan Godfather pada masa sekarang. Busana menggunakan kain dengan motif batik I ciiggambaran
V” seorang manusia yanj; berasal dari budaya terpinggir dari pusat budaya, serta aksesori bebatuan sebagai pendukungnya.
Terdapat kesamaan antara Ken Arok dengan Godfather, yakni hubungan keduanya yang sama-sama dibesarkan di dunia hitam, perampok yang dilindungi negara (untouchable, membela perempuan sebagai simbolnya.
Militer yang melakukan perebutan kekuasaan seorang Mike Corleone dulu ikut wajib militer, hingga kesamaan menggantikan kerajaan Kadiri ciptaan Airlangga menjadi Singhasari yang sama dengan kekuasaan mafia dan mereka semua membesarkan orang-orang yang kelak diketahui akan merebut kekuasaan mereka.
