
Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Nandi Mulya mengatakan, secara umum, kegiatan Tagana adalah melakukan aksi penanggulangan bencana, baik sebelum, sesaat maupun sesudah bencana itu terjadi.
Menurut Nandi, Dinas Sosial Provinsi Banten mulai melakukan perekrutan anggota Tagana pada akhir 2005. Relawan Tagana yang direkrut dari 7 Kabupaten/Kota tersebut kemudian berada dibawah koordinasi Dinas Sosial Kab/Kota masing-masing.
“Hingga saat ini, anggota Tagana di Provinsi Banten telah tercatat hamper 2000 orang yang tersebar di tujuh kabupaten/kota se- Provinsi Banten,” katanya.
sebanyak 1.207 orang.Dia menjelaskan, untuk menata sistem kelembagaan dan keorganisasian, sejak tahun 2006 para relawan Tagana membentuk kepengurusan di tingkatan Kab/Kota masing-masing. Sejalan dengan tuntutan dinamika organisasi, para pengurus Tagana Kab/Kota merasa perlu membentuk kepengurusan ditingkat Provinsi, hal ini juga terkait dengan lahirnya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Setelah melakukan serangkaian konsolidasi dan koordinasi dengan instansi terkait, maka saat dilaksanakan acara Apel Siaga Tagana di Kec. Cibadak Kab. Lebak, para Pengurus Kab/kota juga melakukan Rapat Pembentukan Pengurus Tagana Provinsi Banten Periode 2008-2013. Dalam rapat tersebut, para pengurus kab/kota sepakat memilih Andika Hazrumy sebagai Koordinator Tagana Prov. Banten dan Gatot Yan. S ditunjuk sebagai Sekretaris untuk masa bakti 2008-2013.
“Dengan terbentuknya pengurus provinsi ini, saya berharap jalinan komunikasi dan kordinasi antar Tagana kabupaten/kota dapat terbina dengan baik sehingga kinerja tagana secara keseluruhan dapat lebih maksimal lagi” kata Nandi.
Ditegaskan Nandi, mengatakan bahwa Tagana Banten memiliki tantangan besar dalam menjalankan tugasnya karena Provinsi Banten, baik secara geografis maupun geologis tergolong daerah rawan bencana