MASYARAKAT CIWANGEN LEBAK DESA MAJASARI JAWILAN GOTONG ROYONG -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

MASYARAKAT CIWANGEN LEBAK DESA MAJASARI JAWILAN GOTONG ROYONG

Tuesday, April 12, 2011

Serang. (KB) Masyarakat Kampung Ciwangen Lebak RT 02 RW 01 Desa Majasari Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang bergotong royong membangun memperbaiki pagar makam warga. Terlihat tiap hari Minggu sekitar 30 sampai 40 orang warga kampung Ciwangen Lebak, dengan ikhlas, sukarela bersama-sama mengerjakan seluruh pekerjaan dengangembira, untuk jamuan makanan ringan maupun makan siang telah disediakan dengan cara bergantian, ada yang membawa singkong, ubi, roti, dan makanan lainnya. Untuk diketahui tanah makam warga merupakan tanah wakaf atas nama Sayo bin Amarun bin Jamian bin Sanimin seluas 2000 m2 yang diikrarkan langsung oleh Sakiin dan Sakimin bahwa tanah wakaf ini untuk kuburan bagi warga Kampung Ciwangen Lebak Desa Majasari Kecamatan Jawilan.
Saat ditemui di lokasi makam, Minggu (10/4/2011) jam 11.00 wib Drs Sopandi Firdaus didampingi Aryuta Ketua RT 02 Kampung Ciwangen Lebak menjelaskan tanah wakaf in imemang atas nama Sayo bin Amarun kakek buyut Sopandi Firdaus seluas 2000 m2 khususuntukmakamwargakampungCiwangenLebak. “ HampirtiaphariMinggusekitar 30 sampai 40 orang bergotong royong membangun pagarmakam.
Tahap pertama membangun pagar depan dengan BRC sepanjang 25 meter dan tahap berikutnya pagar samping dan belakang.
Motivasi masyarakat untuk membangun makam yaitu untuk mengingatkan bahwa semua makhluk hidup suatu saat akan mati dari situ akhirnya sebelum mati kita sudah bisa berbuat kebaikans epertiapa? Alhamdulillah salahsatu donator Mandor M Yani menyumbang pasir satu mobil kijang. Kalau memang ada rezeki kedepan akan memperluas makam dengan cara bergotong royong pula. Selain makam, warga juga secara bergotong royong membangun majelis taklim, pondok pesantren Roudhatul Atfal dan Madrasah Diniyah yang di pimpin Kyai Bai Husen. Banyak santri maupun santriwati baik yang warga kampung Ciwangen Leba k maupun warga dari luar kampung seperti dari Tangerang yang belajar disana. Santriawan maupun santriwati yang belum khatam Al Qur’an belum bisa meninggalkan pesantren, khusus untuk khatam Al Quran dibimbing oleh ustadzah Ipah dan untuk Kitab Kuning dibimbing oleh Kyai Bai Husen dan setiap hari Minggu pengajian ibu-ibu,” terang Sopandi Firdaus.