JAYA BAYA MUNDUR DARI PENCALONAN -->

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

JAYA BAYA MUNDUR DARI PENCALONAN

Saturday, April 30, 2011

DPP PDI Perjuangan me­nyatakan bahwa Jayabaya me­ngun­dur­kan diri dari penjaringan ca­lon gubernur dan wakil gubernur Ban­ten di partai politik berlambang ban­­­­teng moncong pu­t­ih ini.
In­formasi yang di­dapat fit and proper test yang di­gelar di Se­kre­tariat DPP PDIP, Ja­karta, Rabu (20/4), seluruh kan­didat calon gubernur dan wakil gu­bernur hadir. Mereka adalah Mul­yadi Jaya­baya, Ratu Atut Chosi­yah, Jayeng Ra­na, dan Tubagus De­ddy Gumelar alias Miing. Namun pa­da sesi fit and proper test, Jayabaya tidak mem­presentasikan pro­gram­nya ser­ta menyatakan mengundur­kan diri dari seleksi.
Kabar pengundurkan diri Jayabaya dari penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur Banten dari PDI Perjuangan dibenarkan Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristianto. Kata dia, DPP PDI Per­juang­an mem­­­berikan hak kepada Jaya­baya untuk menyampaikan pili­han untuk mundur dari pen­ja­ringan. “Jika menyatakan me­ngun­­durkan diri, kita hormati si­kap itu,” kata Hasto kepada media di ­Jakarta, Selasa (26/4).
Terkait alasan pengunduran diri Jayabaya dari seleksi, Hasto me­ngaku tidak tahu. Menurutnya, DPP PDI Perjuangan tidak mem­punyai wewenang untuk mem­per­tanyakan alasan Jayabaya ka­­­rena pengunduran diri adalah si­kap politik Jayabaya. “Untuk alasan pengunduran dari seleksi, sila­kan tanya ke yang bersang­kutan. Intinya bagi PDI Per­juang­an, pilkada adalah mo­men­tum untuk membangun komitmen eko­nomi kerakyatan. Itu yang kami kedepankan,” tegasnya.
Pada fit and proper test di DPP PDIP, Ratu Atut Chosiyah men­daf­tar sebagai kandidat calon gu­­bernur, sedang Jayeng Rana dan Miing mendaftar sebagai kan­didat calon wakil gubernur. Tiga nama ini ternyata belum ten­tu diusung PDI Perjuangan ka­rena PDI Perjuangan masih bisa memilih nama lain sesuai atu­­ran pada Keputusan DPP PDI Per­juangan Nomor 031 Tahun 2010 tentang Penentuan Calon Kepala Daerah. “DPP pu­nya ke­wenangan untuk me­nentukan ca­lon di luar me­ka­nis­me,” ujar Hasto.
Menurutnya, pilihan calon ke­pala daerah di luar mekanisme dilakukan dengan melihat kon­so­liditas PDI Perjuangan di da­erah dan elektabilitas calon. “Ca­­lon yang kita usung bisa di luar dari tiga orang itu, bisa dilihat dari hasil survei nanti. Tentu saja per­timbangannya lebih kepada aspirasi rakyat yang tertangkap dari survei,” ujarnya.
Hasto belum bisa meng­ung­kap­kan hasil sementara fit and proper test yang dilakukan oleh DPP PDI Perjuangan serta akan memilih siapa yang akan menjadi calon gubernur dan wakil guber­nur yang akan diusung. “Kepu­tusan masih dirapatkan. Artinya, belum ada keputusan karena kita harus mendengar hasil survei yang terus dilakukan,” ujarnya.
Kabar yang didapat Radar Ban­ten dari fungsionaris PDI Per­juangan, Jayabaya bukan hanya mun­dur dari penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur Ban­ten, tetapi berencana keluar dari kepengurusan PDI Per­juang­an. Alasannya, Jayabaya menya­dari kesulitan mendapat bendera PDI Perjuangan untuk maju di Pilgub Banten. Selain itu, jika ke­luar dari PDI Perjuangan, akan me­mudahkan Jayabaya untuk ber­pasangan dengan Wahidin Halim. Terkait kabar ini, Hasto me­ngaku belum tahu. “Saya be­lum tahu dan belum dengar,” ujar­nya. Meski demikian, ia tidak me­nampik kemungkinan Jaya­baya keluar dari PDI Perjuangan. “Saat ini memang ada kecen­de­rungan kepala daerah yang di­dekati partai politik tertentu un­tuk pindah dengan berbagai macam motif sehingga mengam­bil langkah pragmatis,” ujarnya.
Isu Jayabaya mundur dari seleksi penjaringan PDI Perjuangan juga belum didengar di kalangan Partai Demokrat Banten. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Ta­nge­rang Selatan Ivan Ajie Pur­wanto menilai, keinginan Wahi­din Halim untuk meng­gan­deng Ja­ya­­baya tidak dilihat latar­be­lakang partai politik tapi kapasitas serta ka­pabilitas.
“Pak Jayabaya mempunyai ka­pasitas, mulai dari telah menjadi Bu­pati Lebak dua periode dan aspek elektabilitas di wilayah ba­rat Banten,” ujar orang dekat Wa­hidin Halim ini. Meski Jaya­baya keluar dari penjaringan PDI Perjuangan, Ivan memastikan jika duet calon gubernur dan wa­kil gubernur, Wahidin-Jayabaya ham­pir pasti. “Tinggal deklarasi saja,” ujar Ivan sambil tertawa.
Di tempat berbeda, Mulyadi Jaya­baya tidak mau berkomentar saat ditanya. “Tanya saja ke Agus Wisas,” ujar Jayabaya yang ditemui media di Pendopo Lebak.
Jayabaya juga tidak membantah atau mengamini tentang isu bah­wa dirinya akan berubah haluan politik dan beralih ke Partai De­mo­krat. “Persoalan itu nanti saja kita bahas lagi, sekarang saya ada agenda di DPRD,” tegas Jaya­baya sambil bergegas masuk rua­ng kerjanya.

Hanura dan Gerindra Godok Calon
DPD Partai Gerindra Provinsi Banten belum merekomendasikan calon gubernur yang akan di­usung ke DPP Partai Gerindra. Mes­ki demikian, Sekretaris DPD Partai Gerindra Sofwan Haris me­mastikan bahwa kandidat yang akan direkomendasikan ke DPP Partai Gerindra hanya dua nama yakni Ratu Atut Cho­siyah dan Ketua DPD Partai Ge­rin­dra Banten Budi Heriyadi. “Ke­duanya akan direkomen­dasi­kan menjadi calon gubernur, tidak ada calon wakil gubernur,” ujar­nya.
Dilihat dari konstalasi politik Partai Gerindra, Ratu Atut Cho­siyah kemungkinan besar dite­tapkan menjadi calon gubernur serta Budi Heryadi masih diplot menjadi anggota DPR RI. Sofwan tidak menampik kemungkinan ini. “Intinya semua tergantung ke­pu­tusan DPP Partai Gerindra,” ujarnya.
Hal sama terjadi di DPD Partai Ha­nura Provinsi Banten. Pekan ini, partai politik besutan Wiranto ini akan mengadakan rapat untuk merekomendasi kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Ban­ten ke DPP Partai Hanura. Menurut Wakil Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Banten Eli Mul­yadi, saat ini hanya empat nama yang mendaftar di Partai Hanura untuk diusung di Pilgub nanti. Me­reka yakni Ratu Atut Chosiyah, Wa­hidin Halim, Suhaemi, dan Brig­jen (Purn) Bahir Alamsyah. “Se­cepatnya kita akan rekomen­da­sikan ke DPP,” ujar Wakil Ketua DPRD Banten ini.
Meski demikian, Eli memastikan jika penetapan calon ditetapkan oleh DPP Partai Hanura. “DPD ha­nya melakukan proses pen­daf­taran bakal calon, sedangkan keputusan yang akan diusung se­penuhnya kewenangan DPP,” tan­dasnya